![]()
Pada 1912, ketika kapal pesiar Titanic yang paling
mewah di dunia menabrak gunung es, mempertunjukkan sebuah kisah nyata
yang mengharukan di tengah lautan Atlantik. Akan tetapi, yang belum
diketahui banyak orang adalah, bahwa sebelum peristiwa tenggelamnya
Titanic, pada 1909 sebuah kapal pesiar raksasa yang sama mewahnya dengan
Titanic yakni Waratah berpenumpang 210 orang dan memuat barang seberat
6.500 ton, secara misterius hilang di tengah lautan luas. Menurut
laporan media massa Australia, kini sebuah tim penyelidik sudah menuju
lokasi tenggelamnya kapal tersebut, dan jawaban teka-teki atas rahasia
yang tertutup selama 95 tahun ini mungkin akan segera terungkap.
Kapal
pesiar mewah yang hilang secara misterius ini adalah kapal pesiar
Waratah yang terkenal itu, yang merupakan kapal milik “Blue Anchor Ocean
Transport Corporation” Australia. Kapal itu diberi nama Waratah, bunga
lambang Kota New South Wales, Australia. Kapal itu panjangnya 140 meter,
dibuat oleh perusahaan pembuatan kapal Barclay, Scotlandia pada 1908.
Dan sama dengan kapal Titanic yang dibuat belakangan, kapal pesiar
Waratah merupakan kapal yang paling besar dan mewah waktu itu, dan
disebut sebagai kapal yang “antitenggelam sepanjang masa”.
Perlengkapannya sangat mewah, di bagian kabin, lebih megah daripada
kapal Titanic, dan setara dengan hotel Ritz di Swiss saat ini yang
tergolong supermegah.
Kapal itu menggunakan tenaga
uap yang dihasilkan oleh batubara sebagai tenaga penggerak, mempunyai 8
ruang kedap air, teknik pembuatan dan teknologinya dapat dinilai nomor
satu di dunia. Pelayaran perdananya sangat lancar, dan dengan cepat
menimbulkan kegemparan di dunia, sejumlah besar orang ternama dan kaum
ningrat semuanya merasa bangga mengadakan perjalanan dengan menumpangi
sebuah kapal pesiar yang demikian besar ini.
Hilang secara Misterius
Juli
1909, kapal Waratah mulai berlayar dari Inggris, terisi 211 penumpang
dan 6.500 ton barang muatan, menuju Australia. Sepanjang perjalanan, di
dalam kabin kapal megah itu lampu penerangan menyala sepanjang hari, dan
berbagai macam resepsi maupun pesta malam berlangsung terus-menerus.
Ketika dalam perjalanan melewati Afrika Selatan, kapal pesiar itu
merapat di dermaga timur Afsel, dengan maksud untuk istirahat dan memuat
perlengkapan, kemudian berlayar lagi menuju tujuan berikutnya yakni
Cape Town.
Setelah para penumpang bersuka ria
dengan sepuasnya di Afsel, pada 27 Juli, kapal Waratah mulai berlayar
lagi dari Durban. Namun yang mengherankan adalah, saat itu tiba-tiba
terjadi angin badai yang jarang terjadi di atas permukaan laut, anehnya
sejumlah besar kapal kecil yang melaut tidak terjadi apa-apa, maka semua
orang merasa bahwa badai itu sama sekali tidak akan mengakibatkan
ancaman apa pun bagi kapal pesiar yang demikian besar ini.
Ternyata
dugaan mereka keliru. Kapal Waratah tidak sampai di Cape Town sesuai
dengan waktu yang direncanakan, dan di atas permukaan laut juga tidak
ada jejak kapal itu! Kapal Waratah dinyatakan hilang secara misterius!
Angkatan Laut Kerajaan Australia segera mengerahkan armada pencarian,
namun tidak mendapatkan hasil apa pun. Selain seorang penumpang yang
bernasib mujur yang telah turun di Durban, Afsel, kapal pesiar yang
paling mewah di dunia yang membawa banyak penumpang dan muatan barang
berharga saat itu, sepertinya telah berlayar menuju ke sebuah dunia
lain.
Alamat Buruk
Menurut
kabar, sebelum kapal Waratah hilang secara misterius, waktu itu telah
muncul beberapa “pertanda tidak baik” akan terjadinya bencana. Sebelum
bertolak dari Inggris, kapten kapal yang kaya pengalaman yakni Joshua
Ibally mengadakan pemeriksaan total terhadap kondisi kapal, dan
ditemukan ternyata barang-barang muatan dalam kapal terlalu banyak,
sehingga geladak kapal tertekan ke bawah, namun keluhannya tidak
mendapat perhatian.
Selain itu adalah penumpang
yang bersikeras hendak turun di Durban yakni Claude Soya. Saat setelah
kapal pesiar hilang, dengan hati yang masih diliputi ketakutan, Claude
Soya mengenang kembali kejadian saat itu dan mengatakan, bahwa dirinya
pernah mengalami sebuah mimpi buruk, di dalam mimpinya itu, kapal
Waratah dijungkirbalikkan oleh sebuah gelombang dahsyat, lambung kapal
mengarah ke langit, setelah itu hilang. Ia sering kali mengadakan
perjalanan ke luar negeri, ia sadar bahwa muatan kapal yang beratnya
melampaui kapasitas bisa mengakibatkan risiko keselamatan yang sangat
riskan, karenanya ia bertekad turun di Durban, berencana naik kapal yang
lain untuk pulang. Ia mengirimkan sebuah telegram untuk istrinya di
Durban, “Kapal Waratah overload (melampaui beban), saya turun di
Durban.”
Akhirnya, mimpi buruknya benar-benar
menjadi kenyataan yang mengerikan, dan Claude Soya menjadi satu-satunya
orang yang bernasib mujur dari akhir perjalanan kapal pesiar Waratah.
Sebab-sebab yang Membingungkan
Hilangnya
kapal pesiar mewah Waratah menimbulkan kegaduhan luar biasa di dunia,
sama gaduhnya seperti tenggelamnya kapal Titanic, biar bagaimanapun juga
orang-orang tidak percaya bahwa kapal pesiar mewah itu bisa hilang
begitu saja di tengah lautan luas. Pada tahun ke-2 setelah insiden
tersebut, para kerabat penumpang yang mengalami bencana itu memprakarsai
suatu gerakan pencarian selama 3 bulan lamanya, namun kembali dengan
hampa.
Kapal Waratah tidak dilengkapi dengan
komunikasi radio dan instalasi telegram, karenanya setelah bertolak dari
Durban, ia tidak mempunyai hubungan komunikasi lagi dengan daratan,
juga tidak mengirimkan sinyal pertolongan apa pun. Ahli pencari dan
penyelamat bencana laut berpendapat, bahwa kapal uap itu telah tenggelam
di lautan luas. Namun, sebab-sebab insiden tersebut malah simpang siur
dan membingungkan. Sejumlah ahli menganggap, bahwa desain atau rancangan
kapal bermasalah, bagian geladak kapal terlampau berat, sehingga
mengakibatkan insiden tenggelamnya kapal. Selain itu, sejumlah ahli
lainnya menganggap, bahwa kapal itu ditarik ke dalam sebuah pusaran yang
misterius di tengah samudera, dan itu adalah suatu yang tidak bisa
dilawan oleh kekuatan manusia.
Tak Ada Bayangan
Setelah
kapal Waratah hilang secara misterius, orang-orang tetap tidak bisa
menentukan posisi kapal. Tahun 1929, seorang prajurit yang ikut latihan
mengatakan, bahwa melalui teropong ia menemukan sisa-sisa peninggalan
kapal Waratah, namun tidak ada yang percaya dengan temuannya. Tahun
1962, pada suatu hari yang cerah, angin reda dan laut tenang, begitu
jernihnya air laut sehingga samar-samar bisa terlihat dasar laut.
Seorang pilot tiba-tiba melihat sosok kapal yang tenggelam ketika
terbang di atas langit kawasan perairan Afsel. Juru terbang yang berada
di atas pesawat pada waktu itu dan kini berusia 80 tahun lebih, ia
mengenangkan kembali dan mengatakan, “Lambung kapal sangat besar, tidak
tampak cerobong asap atau tiang kapal, namun tingkapan sisi kapal, dan
pintu kabin dapat dilihat secara jelas.”
Selanjutnya
pada 1999, ahli ilmu bumi Afrika Selatan yaitu Peter Lamuzy mengira
bahwa ia telah menemukan sisa-sisa peninggalan kapal Waratah, namun 2
tahun kemudian baru diketahui bahwa itu adalah sisa peninggalan sebuah
kapal selam jenis U milik Jerman yang karam pada saat Perang Dunia ke-2.
Posisi tenggelamnya kapal pesiar mewah yang misterius itu menjadi
sebuah misteri yang belum terpecahkan.
Segera Terungkap
Di
bawah bantuan dana dari Crayfe Casler penulis buku tentang pencarian
dan pengangkatan kapal Titanic, sebuah tim penyelidik, menggunakan
sebuah kapal nelayan yang telah dirombak dan membawa sonar (navigasi dan
pengukuran dengan bunyi) yang saat ini paling canggih di dunia ke
kedalaman laut, mulai berangkat menuju pesisir pantai Afrika Selatan,
untuk mencari sisa-sisa peninggalan setelah tenggelamnya kapal Waratah
tersebut. Kepala tim penyelidik yakni Iomulun Brand mengatakan, “Ini
adalah sebuah pekerjaan yang sangat sulit, tetapi saya tetap merasa
optimis.”
Mereka membawa pilot yang pernah melihat
lokasi tenggelamnya kapal itu, dan posisi tenggelamnya kapal tersebut
telah dikunci dalam teritorial laut sepanjang 80 km persegi. Jika posisi
tenggelamnya kapal telah ditentukan, mereka akan mengirim seorang
penyelam atau sebuah kapal selam untuk menyelidikinya lebih dulu. Jika
mereka berhasil, maka rahasia yang tertutup debu selama 95 tahun ini
akhirnya akan terungkap
|
kapal pesiar mewah yang telah tenggelam
Jumat, 03 Februari 2012
Kamis, 02 Februari 2012
RMS Titanic (juga SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff, Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang "hampir tidak mungkin tenggelam." Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret "Molly" Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.
Pada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku
dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith,
mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic,
tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu
lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini
dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, "Gunung es, tepat di depan!" Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.
Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk Mount Temple, Frankfurt dan kapal saudara kembar Titanic, Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS Carpathia milik Cunard Line
yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah
jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang Titanic karena kapalnya sudah tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
"Wanita dan anak-anak dahulu" diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dengan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.
Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa Titanic
telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun
dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan
gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya
untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk
membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang
merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas
tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut Hampshire Chronicle pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas Titanic, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah Titanic pada 19 April, sehari selepas Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang maupun ABK Titanic, dan ABK Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati kapten dan kapal Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa Californian lebih dekat dengan Titanic berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong International Convention for the Safety of Life at Sea di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
Pembuatan
Kapal Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic, Olympic dan yang akan dibuat Britannic (pada awalnya dinamakan Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal Olympic. Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS (Royal Mail Ship) dan juga sebagai kapal uap - SS (Steam Ship).Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.
Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang "hampir tidak mungkin tenggelam." Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
Pelayaran pertama
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret "Molly" Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.
Malapetaka
Bongkahan gunung es di Newfoundland.
Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, "Gunung es, tepat di depan!" Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.
"Wanita dan anak-anak dahulu" diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dengan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.
Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.
Diselamatkan
Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.
Dampak setelah kejadian
Harian New York Herald melaporkan bencana Titanic.
Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut Hampshire Chronicle pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan keluarga.
Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas Titanic, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah Titanic pada 19 April, sehari selepas Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang maupun ABK Titanic, dan ABK Californian dan pakar lain.
Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati kapten dan kapal Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa Californian lebih dekat dengan Titanic berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.
Musibah tersebut turut mendorong International Convention for the Safety of Life at Sea di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.
Costa concordia
Costa Concordia adalah sebuah kapal pesiar kelas Concordia yang dimiliki dan dioperasikan oleh Costa Cruises. Kapal ini dibangun di galangan kapal Sestri Ponente milik Fincantieri di Italia. Nama Concordia
ditujukan untuk mengkspresikan harapan untuk "harmoni, kesatuan, dan
perdamaian yang terus berlanjut di antara negara-negara Eropa".Kapal ini adalah kapal pertama dalam kelas Concordia, bersama adik-adiknya, Costa Serena, Costa Pacifica, Costa Favolosa, Costa Fascinosa dan Carnival Splendor yang dibangun untuk Carnival Cruise Lines. Costa Concordia mulai berlayar pada Juli 2006 dan merupakan kapal terbesar yang dibangun di Italia, dengan tonase kotor seberat 114,500 GT.
Kapal ini mendapatkan perhatian internasional pada bulan Januari 2012 setelah kandas di lepas pantai Isola del Giglio, Italia, yang mengakibatkan 4.000 orang dievakuasi. Sedikitnya 16 orang tewas, 42 luka-luka, dan 16 masih belum diketahui.
Konsep dan pembangunan
Kapal yang saat itu belum bernama dipesan pada tanggal 19 Januari 2004 di Fincantieri dan dibangun di galangan Sestri Ponente di Genoa dengan nomor galangan 6122. Kapal ini diluncurkan di Sestri Ponente pada tanggal 2 September 2005, dan pada waktu pembangunannya merupakan kapal pesiar Italia terbesar yang pernah dibangun. Kapal ini dipindahtangankan ke Costa pada tanggal 30 Juni 2006.Deskripsi
Costa Concordia memiliki panjang 29.020 m (95.210 ft 0 in), dengan lebar 3.550 m (11.647 ft 0 in) dan daya muat 820 m (2.690 ft 3 in). Kapal ini dilengkapi enam mesin diesel Wärtsilä berkekuatan 75600 kW, yang dapat mendorongnya dengan kecepatan 196 knot (363 km/j).Perlengkapan
Costa Concordia memiliki 1.500 kabin; 505 kabin memiliki balkon pribadi dan 55 di antaranya memiliki akses langsung ke Samsara Spa; 58 suite memiliki balkon pribadi dan 12 di antaranya memiliki akses langsung ke spa. Costa Concordia mempunyai salah satu area fasilitas olahraga tengah laut terbesar di dunia, yaitu Samsara Spa, sebuah pusat kebugaran dua tingkat seluas 6.000 m (20,000 kaki) yang dilengkapi gimnasium, kolam thalassoterapi, sauna, pemandian Turki dan solarium. Kapal ini mempunyai empat kolam renang, dua di antaranya dilengkapi penutup mekanik, lima spa, dan kaca tepi kolam di dek kolam.Ada lima restoran di dalam kapal, termasuk Club Concordia dan Samsara yang hanya melayani pemesanan makanan. Ada 13 bar, termasuk sebuah bar rokok dan cognac dan bar kopi dan cokelat.
Pilihan hiburannya meliputi sebuah teater tiga tingkat, kasino, dan diskotik. Ada pula kawasan bermain anak-anak yang dilengkapi produk-produk PlayStation. Kapal ini mempunyai sebuah simulator balap motor Grand Prix dan kafe Internet.
Insiden dan kecelakaan
November 2008: Tabrakan dengan dermaga
Pada tanggal 22 November 2008, Costa Concordia mengalami kerusakan pada haluannya ketika angin kencang di kota Palermo, Sisilia, mendorong kapal ini ke dermaga. Tidak ada korban luka dan perbaikan kapal langsung dilaksanakan.Januari 2012: Kandas
Sebanyak 170 warga Indonesia yang bekerja di atas kapal Costa Concordia dinyatakan selamat meskipun 2 orang terluka
Costa Concordia |
|
| Karir | |
|---|---|
| Nama: | Costa Concordia |
| Pemilik: | Carnival Corporation & plc |
| Operator: | Costa Cruises |
| Pelabuhan pendaftaran: | |
| Dipesan: | 19 Januari 2004 |
| Pembangun: | Fincantieri Sestri Ponente, Italia |
| Biaya: | €450 juta £372 juta $570 million USD |
| Nomor galangan: | 6122 |
| Diluncurkan: | 02 September 2005 (2005-09-02) |
| Dibaptis: | 7 Juli 2006 |
| Diperoleh: | 30 Juni 2006 |
| Pelayaran perdana: | 14 Juli 2006 |
| Beroperasi: | Juli 2006 |
| Tidak beroperasi: | 13 Januari 2012 |
| Identifikasi: |
Nama panggilan: IBHD
|
| Status: | Setengah terbalik di lepas pantai Isola del Giglio, Italia |
| Catatan: | |
| Ciri-ciri umum | |
| Kelas dan jenis: | Kapal pesiar kelas Concordia |
| Tonase: | 114,500 GT |
| Panjang: | 29.020 m (95.210 ft 0 in) |
| Lebar: | 3.550 m (11.647 ft 0 in) |
| Daya muat: | 850 m (2.788 ft 9 in) |
| Draft: | 78 m (255 ft 11 in) |
| Dek: | 13 dek penumpang |
| Tenaga: | 6 × mesin diesel Wärtsilä, 75600 kW |
| Kecepatan: | service: 215 knot (398 km/h; 247 mph) maksimum: 23 knot (43 km/h; 26 mph) |
| Kapasitas: | 3.700 penumpang |
| Awak: | 1.100 |
Minggu, 29 Januari 2012
Langganan:
Komentar (Atom)




